MAKALAH
PERTEMPURAN 5 HARI DI SEMARANG
Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas sejarah
Oleh :
1.
Anggara
Restu Aji
2.
Bagas
Tri Wijaya
3.
Eggipstian
Pradana
4.
Faisal
Harendra
5.
Safira
Putri W
SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG
2017/2018
MAKALAH
PERTEMPURAN 5 HARI DI SEMARANG
Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas sejarah
Oleh :
1.
Anggara
Restu Aji
2.
Bagas
Tri Wijaya
3.
Eggipstian
Pradana
4.
Faisal
Harendra
5.
Safira
Putri W
SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG
2017/2018
LEMBAR
PENGESAHAN
Makalah
ini yang berjudul “Pertempuran 5 Hari Di Semarang” disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
September 2017
Temanggung, September 2017
Guru Pembimbing
Ibu.
Ani Zuchiton, SPd.
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. karena atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pertempuan 5 Hai Di
Semarang”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas Sejarah dan untuk memberi pengetahuan tentang Sejarah pertempuran 5 Hari
di Semarang bagi para pembaca.
Dalam
penyusunan karya tulis ini, kami banyak berterima kasih kepada:
1.
Orang tua kami yang
senantiasa memberikan doa dan memberikan
motivasi dukungan baik moral maupun material.
2.
Ibu
Ani Zuchiton selaku guru Sejarah yang senantiasa memberi kami bimbingan dalam
penyelesaian Makalah ini.
3.
Seluruh
teman-teman yang selalu memberi kami inspirasi dan informasi.
Kami
sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Kami juga berharap
semoga Makalah bermanfaat dan menambah wawasan serta ilmu pengetahuan bagi para
pembaca.
Temanggung, September 2017
Hormat Kami
DAFTAR
ISI
Halaman Juduli
Lembar Pengesahanii
Kata Pengantariii
Daftar Isiiv
BAB I PENDAHULUAN1
1.1 Latar Belakang1
1.2 Rumusan Masalah3
BAB II PEMBAHASAN2
2.1 pertempuran Lima Hari
di Semarang2
2.2 Kronologi Peristiwa2
2.3 Tokoh-Tokoh Yang Terlibat5
2.4 Sejarah Tugu Muda16
BAB III PENUTUP6
3.1
Kesimpulan6
3.2
Saran18
3.3
Sumber19
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perlawanan
masyarakat Semarang terhadap tentara Jepang atau sering disebut dengan istilah
pertempuran lima hari di Semarang diawali dari terbunuhnya Dr. Kariadi seorang
dokter muda asal Semarang dan berbagai tindakan anarkis yang dilakukan oleh
tentara tahanan Jepang yang coba melarikan diri dari tahanan yang kemudian
mengakibatkan kekacauan di sekitar tempat tahanan tentara Jepang. Tentara
tahanan Jepang mencoba untuk mengambil alih kembali kota Semarang dari kemerdekaan
bangsa Indonesia. Hal tersebut tentu mengundang amarah masyarakatmenimbulkan
perlawanan rakyat Semarang terhadap tentara Jepang di berbagai daerah Semarang.
Setelah
kaburnya tawanan Jepang, pada Minggu, 14 Oktober 1945, pukul 6.30 WIB,
pemuda-pemuda rumah sakit mendapat instruksi untuk mencegat dan memeriksa mobil
Jepang yang lewat di depan RS Purusara. Mereka menyita sedan milik
Kempetai dan merampas senjata mereka. Sore harinya, para pemuda ikut aktif
mencari tentara Jepang dan kemudian menjebloskannya ke Penjara Bulu. Sekitar
pukul 18.00 WIB, pasukan Jepang bersenjata lengkap melancarkan serangan
mendadak sekaligus melucuti delapan anggota polisi istimewa yang waktu itu
sedang menjaga sumber air minum bagi warga Kota
1.2 Rumusan masalah
1.
Jelaskan
tentang pertempuran lima hari di semarang?
2.
Jelaskan
tentang kronologi pertempuran lima hari di semarang?
3.
Siapa
saja yang terlibat dalam pertempuran pertempuran lima hari di semarang?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pertempuran
Lima Hari di Semarang
Pertempuran 5 Hari atau Pertempuran
5 Hari di Semarang adalah serangkaian pertempuran antara rakyat Indonesia di
Semarang melawan Tentara Jepang. Pertempuran ini adalah perlawanan terhebat
rakyat Indonesia terhadap Jepang pada masa transisi (bedakan dengan Peristiwa 10
November - perlawanan terhebat rakyat Indonesia dalam melawan sekutu dan
Belanda).
Pada
tanggal 14 Oktober 1945, pasukan Jepang yang bersenjata lengkap dengan tiba-iba
menyerang dan melucuti 8 orang petugas kepolisian yang sedang menjaga
persediaan air minum di Jln. Wungkai. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 18.00
WIB. Tidak lama berselang, tersiar kabar bahwa Jepang telah meracun air minum
itu.
Berkenaan
dengan adanya berita mengenai peracunan tandon air minum di Jln. Wungkal,
seorang dokter muda asal Semarang tergerak hatinya untuk melakukan penelitian
mengenai tandon yang sudah di racun tersebut. Beliau bernama Drs. Kariadi yang
pada waktu itu menjabat sebagai kepala laboratorium di RS Purusara Semarang.
Drs.
Kariadi segera berangkat ke tandon penampungan air di Jln Wungkal. Diluar
dugaan mobil yang ditumpangi bersama sopirnya dicegat oleh sekelompok tentara
Jepang. Dr.Kariadi beserta sopir pribadinya ditembak ditempat. Korban baru bisa
dibawa ke rumah sakit pukul 23.00. Sayang sekali keadaan sudah sangat parah
hingga beberapa saat kemudian beliau menutup mata untuk selama-lamanya.
2.2 Kronologi
Peristiwa
1.
Masuknya
Tentara Jepang ke Indonesia
Pada 1 Maret 1942, tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa,
dan tujuh hari kemudian, tepatnya, 8 Maret, pemerintah kolonial Belanda
menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak itu, Indonesia diduduki oleh Jepang
2.
Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dan tokoh-tokohnya
Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah
tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika
Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada 6 dan 9 Agustus 1945. Mengisi
kekosongan tersebut, Indonesia kemudian memproklamirkan kemerdekaannya pada 17
Agustus 1945.
3.
Kaburnya
tawanan Jepang
Hal pertama yang menyulut kemarahan para pemuda Indonesia
adalah ketika pemuda Indonesia memindahkan tawanan Jepang dari Cepiring ke
Bulu, dan di tengah jalan mereka kabur dan bergabung dengan pasukan Kidobutai
dibawah pimpinan Jendral Nakamura. Kidobutai terkenal sebagai pasukan yang
paling berani, dan untuk maksud mencari perlindungan mereka bergabung bersama
pasukan Kidobutai di Jatingaleh.
4.
Tewasnya
Dr. Kariadi
Setelah kaburnya tawanan Jepang, pada Minggu, 14 Oktober
1945, pukul 6.30 WIB, pemuda-pemuda rumah sakit mendapat instruksi untuk
mencegat dan memeriksa mobil Jepang yang lewat di depan RS Purusara. Mereka
menyita sedan milik Kempetai dan merampas senjata mereka. Sore harinya, para
pemuda ikut aktif mencari tentara Jepang dan kemudian menjebloskannya ke
Penjara Bulu. Sekitar pukul 18.00 WIB, pasukan Jepang bersenjata lengkap
melancarkan serangan mendadak sekaligus melucuti delapan anggota polisi
istimewa yang waktu itu sedang menjaga sumber air minum bagi warga Kota
Semarang Reservoir Siranda di Candilama. Kedelapan anggota Polisi Istimewa itu
disiksa dan dibawa ke markas Kidobutai di Jatingaleh. Sore itu tersiar kabar
tentara Jepang menebarkan racun ke dalam reservoir itu. Rakyat pun menjadi
gelisah. Cadangan air di Candi, desa Wungkal, (Sekarang menjadi kawasan
industri Candi Semarang) waktu itu adalah satu-satunya sumber mata air di kota
Semarang. Sebagai kepala RS Purusara (sekarang Rumah Sakit Kariadi) Dokter
Kariadi berniat memastikan kabar tersebut. Selepas Magrib, ada telepon dari
pimpinan Rumah Sakit Purusara, yang memberitahukan agar dr. Kariadi, Kepala
Laboratorium Purusara segera memeriksa Reservoir Siranda karena berita Jepang
menebarkan racun itu. Dokter Kariadi kemudian dengan cepat memutuskan harus
segera pergi ke sana. Suasana sangat berbahaya karena tentara Jepang telah
melakukan serangan di beberapa tempat termasuk di jalan menuju ke Reservoir
Siranda. Isteri dr. Kariadi, drg. Soenarti mencoba mencegah suaminya pergi
mengingat keadaan yang sangat genting itu. Namun dr. Kariadi berpendapat lain,
ia harus menyelidiki kebenaran desas-desus itu karena menyangkut nyawa ribuan
warga Semarang. Akhirnya drg. Soenarti tidak bisa berbuat apa-apa. Ternyata
dalam perjalanan menuju Reservoir Siranda itu, mobil yang ditumpangi dr.
Kariadi dicegat tentara Jepang di Jalan Pandanaran. Bersama tentara pelajar
yang menyopiri mobil yang ditumpanginya, dr. Kariadi ditembak secara keji. Ia
sempat dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 23.30 WIB. Ketika tiba di kamar
bedah, keadaan dr. Kariadi sudah sangat gawat. Nyawa dokter muda itu tidak
dapat diselamatkan. Ia gugur dalam usia 40 tahun satu bulan.
2.3 Tokoh-Tokoh
yang terlibat
Mengenai
pertempuran lima hari di Semarang ini, ada beberapa tokoh yang terlibat adalah
sbb :
1.
dr.
Kariadi
dr. Kariadi adalah dokter yang akan mengecek cadangan air
minum di daerah Candi yang kabarnya telah diracuni oleh Jepang. Ia juga
merupakan Kepala Laboratorium Dinas Pusat Purusara.
2.
Mr.
Wongsonegoro
Gubernur Jawa Tengah yang sempat
ditahan oleh Jepang.
3.
Dr.
Sukaryo dan Sudanco Mirza Sidharta
Tokoh Indonesia yang ditangkap oleh
Jepang bersama Mr. Wongsonegoro.
4.
Mayor
Kido (Pemimpin Kidobutai)
Pimpinan Batalion Kidobutai yang
berpusat di Jatingaleh.
5.
drg.
Soenart
6.
Istri
dr. kariadi
7.
Kasman
Singodimejo
8.
Perwakilan
perundingan gencatan senjata dari Indonesia.
9.
Jenderal
Nakamura
10. Jenderal yang ditangkap oleh TKR di
Magelang
Pihak
Jepang
1.
Mayor
Kido
2.
Mayor
Yogi
3.
Kapten
Wada
4.
Sersan
Tanaka
2.4 Sejarah Tugu Muda
Tugu ini didirikan untuk mengenang
peristiwa Pertempuran Lima hari di Semarang. Peletakan batu pertama dilakukan
pada tanggal 28 Oktober 1945, oleh Mr. Wongsonegoro (Gubernur Jawa Tengah) pada
lokasi yang direncanakan semula yaitu didekat Alun-alun. Namun karena pada
bulan Nopember 1945 meletus perang melawan Sekutu dan Jepang, proyek ini
menjadi terbengkalai. Kemudian tahun 1949, oleh Badan Koordinasi Pemuda
Indonesia (BKPI), diprakarsai ide pembangunan tugu kembali, namun karena
kesulitan dana, ide ini jugaa belum terlaksana. Tahun 1951, Walikota Semarang,
Hadi Soebeno Sosro Wedoyo, membentuk Panitia Tugu Muda, dengan rencana
pembangunan tidak lagi pada lokasi alun-alun, tetapi pada lokasi tempat
terjadinya peristiwa pertempuran lima hari di semarang yakni di pertemuan Jl.
Pemuda, Jl. Imam Bonjol, Jl. Dr. Sutomo, dan Jl. Pandanaran dengan Lawang Sewu
seperti lokasi sekarang ini. Akhirnya pada tanggal 10 Nopember 1951, Gubernur
Jawa Tengah Boediono meletakkan batu pertama di lokasi yang baru ini.
Tugu muda diresmikan pada tanggal 20
Mei 1953, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, oleh Ir. Soekarno,
Presiden Republik Indonesia. Desain tugu dikerjakan oleh Salim, sedangkan
relief pada tugu dikerjakan oleh seniman Hendro. Batu yang digunakan antara
lain didatangkan dari Kaliurang dan Paker. Bangunan yang berada disekitar tugumuda adalah Lawang Sewu,
Gedung Pandanaran, Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah, Museum Mandala Bhakti dan
Gereja Katedral Semarang.
Tugu Muda berbentuk seperti lilin
yang mengandung makna semangat juang para pejuang untuk mempertahankan
kemerdekaan RI tidak akan pernah padam. Bentuk Tugu muda merupakan tugu yang
berpenampang segi lima. Terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu landasan, badan dan
kepala. Pasa sisi landasan tugu terdapat relief. Keseluruhan tugu dibuat dari
batu. Untuk memperkuat kesan tugunya, dibuat kolam hias dan taman pada
sekeliling tugu.
Pada bagian kaki tugu terdapat
relief dengan lima buah sangga pilar,yang kecuali dipergunakan untuk
menggambarkan berbagai macam relief,juga dimaksudkan sebagai lambang Pancasila.
Pada tiap-tiap sangga terdapat hiasan-hiasan yang berbeda satu dengan yang lain
yaitu:
1. Relief Hongerodeem
Menggambarkan kehidupan rakyat
Indonesia pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang yang sangat tertindas dan
banyak yang menderita kelaparan,hingga hongerodeem atau penyakit busung lapar
merajalela di kalangan masyarakat.
2. Relief Pertempuran
Menggambarkan betapa besar gelora
semangat serta keberanian para pemuda Semarang dalam mempertahankan kemerdekaan
negara dan bangsanya.
3.
Relief
Penyerangan
Melambangkan perlawanan rakyat
Indonesia terhadap pihak penjajahan untuk melepaskan diri dari belenggu
penjajahan.
4.
Relief
Korban
Menggambarakan bahwa dalam
Pertempuran Lima Hari di Semarang,banyak rakyat yang menjadi korban.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertempuran lima hari di semarang,
adalah pertempuran rakyat melawan pasukan – pasukan Jepang, yang hendak
meniadakan arti proklamasi kemerdekaaan Republik Indonesia. Terutama di
Semarang, telh ditanamkan benih – benih kebencian kepada Jepang sejak jepang mendarat
ke Nusantara, dan tentang propagandanya. Semarang, Rakyat Semarang tidak ingin
kembali terjajah oleh Jepang, karena Warga Semarang juga telah tersakiti akibat
perlakuan jepang yang menyakiti hati masyarakat Semarang Khususnya dan
Indonesia pada umumnya.
Penyebaran benih rasa tidak senang
kepada jepang yang dilakukan secara sadar, bersumber kepada tokoh – tokoh
perjuangan, yang memang sejak zaman Hindia Belanda dulu sudah mencita – citakan
Indonesia Merdeka.
Oleh sebab itu, setelah Indonesia menyatakan
kemerdekaannya maka merekamenginginkan bangsa Indonesia benar – benar bersih
dari para penjajah, terutama di Semarang. Rakyat Indonesia mulai menyusun
kekuatan untuk menghadapi penolakan Jepang terhadap kemerdekaan Indonesia.
Contohnya dengan pergerakan anti Jepang yang muncul sejak Akhir 1942, namun
pada saat itu kesatuan dan persatuan belum dimiliki masyarakat, utamanya di
tingkat daerah, mereka lebih mengutamakan daerahnya sendiri.
3.2 Saran
Saya
menyarankan kepada generasi muda agar dapat meneruskan perjuangan dari
pahlawan-pahlawan yang telah rela mngorbankan nyawanya demi bangsa ini. Dan
saya juga menyarankan agar generasi
muda dapat mengenang jasa-jasa pahlawan dan tidak melupakan begitu saja
jasa-jasa pahlawan kita.
3.3 Sumber
Makalah ini mengutip dari :
http//:wikipedia/sejarah
pertempuran5haridisemarang.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar